Rabu, 31 Desember 2014

Perihal Review 6 Bulan




Satu semester di jurusan sejarah tentunya membuka lembaran baru dan menoreh tinta yang bermacam-macam warnanya, walaupun sejarah dipelajari sejak bangku kelas 3 SD tetapi pemahaman baru di bangku kuliah telah merombaknya, setelah kupikir lagi ternyata sejarah membuat hidup kita lebih bijak memang sangatlah cocok, namun kami pasti dituntut untuk berpikir sehat serta kritis terhadap sejarah, karena belum tentu kita yang terlibat, dan kadang pula sejarah yang telah dikisahkan pastinya telah bercampur dan di mix dengan berbagai rasa. Abaikan hal itu, karena kami diajarkan untuk menyampaikan kebenaran yang lebih cenderung objektif. Pengetahuan kami yang telah diperoleh tersebut dirombak sedemikian rupa, dan sempat membuat kami ternganga, “kalau kau tidak rajin membaca, maka seleksi alam akan ganas kepadamu”. Begitu kecil dan sempitnya pengetahuan kami tentang sejarah itu sendiri, berhubung Negara yang kami pijak adalah Negara Indonesia, dan bangsa Indonesia maka sejarah pertamakali yang kami pelajari adalah sejarah Indonesia, bukan hanya melulu mengungkapkan tentang kemelut politik selaras dengan apa yang kita pelajari pada zaman SMP maupun SMA, atapun sejarah zaman kerajaan Hindhu-Budha yang besar, maupun sejarah kerajaan Islam di Nusantara aku yakin bukan seperti itu, ternyata, sejarah Indonesia itu cukup luas dan banyak warnanya, banyak bagiannya, bukan hanya peristiwa besar saja yang dapat ditulis sebagai sejarah, tetapi pergerakan pada masyarakat kecil, kehidupan di desa, aliran dan jalur maritim, lalu lalang di kota, perindustrian, lingkungan hidup, ekonomi, makanan, wanita, olah raga, hingga sejarah peiklanan pun dapat ditulis sedemikian rupa.
Hanya ada beberapa syarat agar lancar memahaminya dan tidak salah substansi, pertama rajinlah membaca dan kedua berpikirlah yang kritis, jangan asal comot sana-sini tanpa memahaminya. Aku justru tidak paham dan masih menyisakan tanya mengapa di semester satu yang notabenenya mempelajari sejarah Indonesia hanya sedikit saja menyinggung tentang Majapahit? Bukankah mereka telah melakukan sumbangsih terhadap Indonesia yang sekarang ini? Mungkin jika aku membicarakan tentang Majapahit maka aku akan terjebak dalam masa lalu, baiklah suatu saakan menanyakan dan mencari jawaban yang gamblang perihal tersebut.
Selanjutnya apa yang telah aku dapatkan selama disini? Kalau kujawab banyak sekali kalian pastilah tak segan-segan menggamparku. Oke akan ku jawab pertanyaan itu. Pertama tentang pemahaman baru sejarah Indonesia yang kompleks seperti yang telah aku jabarkan di atas. Kedua, adalah pengalaman untuk kembali ke masa lampau sekaligus menemukan jalan pulang ke masa kini, aku percaya itu namun belum bisa mewujudkan secara riil. Ketiga, analisa dan ketajaman pemikiran diasah disini, kalau tak ingin salah substansi maka berpikirlah. Keempat, kesempatan membaca buku yang luar biasa banyaknya, aku sampai bengong haruskah bahagia luar biasa atau merasa biasa-biasa saja, aku sarankan memilih yang pertama saja, dari kategori novel roman hingga bacaan “berat” dan arsip sangat direkomendasikan disini. Kelima, belajar bahasa asing, bahasa bangsa yang pernah menjajah bangsa ini selama berpuluh-puluh tahun atau yang seumuran jagung, yak bahasa Belanda dan Jepang untuk dukungan membaca arsip. Keenam quality time diskusi, mulai dari masalah kost, film documenter, film fiksi ilmiah, hingga diskusi buku, itu sangat membantu menguak pemikiran kita.
Lalu mengapa banyak orang yang nyinyir seolah jurusan sejarah adalah orang-orang yang susah move on? Sejarah itu kurang diminati! Prospek kerjanya apa? Kamu yakin cuma ingin jadi sejarawan? Gajinya kecil loh!. Ah sebodo amat dengan pertanyaan dan pernyataan tersebut, atpi bukan berarti benar-benar tidak memikirkannya. Hahaha, orang akan nyinyir seperti itu karena mungkin tidak belajar tentang nasionalisme yang wajar terhadap bangsa ini, belum pernah merasakan duduk di bangku sejarah, yang mengajarkan banyak hal, justru sejarahlah yang menuntun kita untuk melaju di kekinian dan membuat gagasan-gagasan besar karena telah kenyang menganalisa masa lampau, dan tak mau terjerembab di tempat yang sama, kalau kalian bertanya tentang prospek kerja, banyak sekali yang dapat dikerjakan sejarawan, dari pegawai museum, pegawai arsip daerah, arsip Nasional, penerjemah, sejarawan, dosen, guru, travel guide, penulis novel, buku, biografi, travel note, atau apapun itu sangat memungkinkan untuk dikerjakan dan dicapai.  Yang terpenting berusahalah!!!

Yogyakarta, didalam dekapan hujan dan petir 19 Desember 2014
Selamat mengabdi Universitas Gadjah Mada

Pesan dari Jakarta

Perjalanan menuju gedung ANRI Dalam rangka kuliah lapangan, kami sekelas bersepakat mengunjungi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI...