Selasa, 07 Juni 2016

Mengusahakan Mimpi-mimpi Esok Hari


Sebelumnya saya hanya berani bermimpi, masih terselip ragu untuk menapaki pijakan-pijakannya, tapi akhir-akhir ini berbeda.
Ada yang mesti diusahakan dengan serius untuk mencapai mimpi-mimpi itu. Dan saya , harusnya masih bisa baca novel sastra.
Sebelumnya, mimpi-mimpi saya hanyalah onggokan rangka. Yang stagnan dan hanya ada di angan-angan. Ujung-ujungnya mangkrak. Kali ini saya baru bisa membuka diri untuk berani memperbaiki dan menambal berbagai sisi kerangka tersebut. 
Proses menapaki hari, pertemuan sekaligus perbincangan dengan orang-orang baru membuat saya dekat dengan mimpi tentang masa mendatang yang sedang saya buat.


"...Kali ini aku berani bermimpi
Yang sebelumnya hanya bilang "entah kapan lagi"
Bersama kamu, aku tidak lagi takut menjadi pemimpi
Karena segalanya terasa dekat, segala sesuatunya ada, segala sesuatunya benar
Dan bumi, adalah sebagian debu dibawah telapak kaki kita."*


*Terinspirasi dari W.B Yeats dalam tulisan Dee.


2 komentar:

  1. In frame: Rei, celengan kaleng, sejenis bonsai, dan atlas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu luput, masih ada origami, teman Rei, dan tumpukan buku.

      Hapus

Pesan dari Jakarta

Perjalanan menuju gedung ANRI Dalam rangka kuliah lapangan, kami sekelas bersepakat mengunjungi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI...