Siang hari dengan
langit biru. Minus cuitan burung yang bandel
nangkring di pucuk pohon gelitu, saya iseng mampir di salah satu situs berita
online. Berita pertama dengan foto Muhammad Ali (seorang petinju petinju dunia ternama) nampang dengan tangan terkepal,
khas gaya seorang petinju. Potret wajahnya terlihat sumringah, tapi sayangnya
itu kabar duka. Menurut berita, tadi pagi ia wafat. Tidak terlalu terbawa
emosi. Karena saya gak paham tentang dunia pertinjuan dan alasan-alasan yang
membuat ia mendapatkan gelar dunia. Yang saya tahu orang menang dalam sebuah
tinju, adalah ketika salah satu dari mereka menonjok lawannya hingga terkapar. Itu
saja. Bicara tentang tonjok menonjok saya pengen banget nonjok samsak. Hari ini
saja. Tapi, kali ini saya lebih penasaran (kembali) tentang sindrom parkinson.
Sindrom parkinson/
parkinson ini merupakan “penyakit orang tua” yang menyerang sistem sirkuit
dalam otak. Pasalnya, beberapa artikel menyebutkan 1 banding 250 orang berusia
diatas 60 tahun berpotensi terkena sindrom ini. Penyakit yang mendera Ali
selama hampir 30 tahun hingga tutup usia di angka 74, dan saya baru mengetahui
nama penyakit ini pada 2007 lewat salah satu artikel di majalah Tempo. Edisi berapa,
saya lupa. Ternyata parkinson ini dipengaruhi oleh dopamin, salah satu hormon
dalam tubuh yang memberi dorongan kepada tubuh untuk aktif bergerak. Kalau lagi
malas, mungkin kadar dopamin lagi rendah. Oh iya, perihal dopamin masih ingat
kalau buah pisang bisa menambah cadangan dopamin? Sayangnya konsumsi pisang
terhalang dengan harga yang ‘sedikit’ tinggi. kalo pulang ke rumah saya bakal
lebih leluasa makan buah pisang, tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.
Gejala umum yang
sering disebut-sebut adalah tremor
separuh badan, yang kemudian diikuti oleh postur tubuh yang bengkok. Tremor yang terlampau sering, akan mempengaruhi kegiatan menulis dengan tangan. Akibatnya si penderita semakin kekurangan kegiatan. Lebih parahnya,
ada degradasi ingatan dalam otak. Semacam pikun dan gejala penyakit Alzheimer. Ali dikabarkan terkena
parkinson karena terkena dampak jangka panjang oleh kegiatan olahraga tinju
yang telah membesarkan namanya itu. Mungkin, area kepalanya sering menerima
pukulan keras. Selain karena kerusakan otak, faktor usia, dan keturunan, faktor
alam dan makanan yang dikonsumsi pun ikut andil memperburuk kondisi ini. Katanya,
konsumsi makanan dengan kadar pestisida tinggi juga berpotensi menimbulkan
penyakit ini.
Kabarnya, penyakit
ini baru bisa terdeteksi menjelang usia senja. Belum lagi keterbatasan
peralatan dan masih berkembangnya penelitian sindrom parkinson ini belum
menemukan obat yang manjur. Mayoritas penderitanya tutup usia.
Kita tidak pernah
tahu kan, kapan hitungan usia akan berhenti? Kalau inisiatif untuk megusahakan
tubuh agar tetap sehat tidak terlalu mahal. Mengapa masih ragu untuk
memulainya? Semoga ingatan-ingatan kita tetap rapi sampai nanti entah usia kita
masuk hitungan keberapa. Kali aja ntar masih ada orang yang butuh data sejarah
tentang tahun ini dan hanya bisa digali dengan bantuan sumber lisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar